GUBERNURAN – Menjelang Hari Kartini, Pemprov bersama Dharma Wanita Persatuan Jateng menggelar kegiatan dengan nuansa perempuan dan batik. Seperti yang dilakukan di Grhadika Bakti Praja kemarin, di mana Dharma Wanita menggelar talkshow dengan tema Perempuan, Batik, dan Kebaya.
Dalam talkshow itu, menghadirkan narasumber GRAy Koes Moertiyah (Gusti Moeng) dari Kraton Kasunanan Surakarta, dan pengusaha serta desainer batik Nita Kenzo. Saat memberikan opininya soal batik dan kebaya, Nita mengatakan, anak muda dahulu masih beranggapan bahwa batik itu merupakan pakaian kuno.
“Namun, seiring dengan perkembangan mode atau fesyen, batik kini menjadi tren dan semakin diminati kawula muda. Pakaian batik tak hanya dikenakan saat upacara adat tapi juga saat hajatan pernikahan,” jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, tak jarang para mahasiswa lebih memilih mengenakan pakaian batik saat berkuliah. “Batik kini menjadi penting dan bisa dikenakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk kuliah,” katanya lagi.
Soal jenis batik, ia menjelaskan, saat ini terdapat batik jenis tulis dan cap. Untuk itu, ia berharap, masyarakat dapat memilih pakaian sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing.
“Batik tulis mencerminkan kekhasan pembatik, sedangkan batik cap bisa dibuat dengan media printing. Di Pasar 17 Agustus Pamekasan Jatim, batik tulis ada yang dijual Rp 35 ribu, sedangkan harga batik cap antara Rp 40 ribu sampai Rp 100 ribuan,” jelasnya.
Sementara soal kebaya, Gusti Moeng mengatakan, kebaya sekarang ini sudah termasuk populer di kalangan anak muda. “Meski bawahannya celana, tapi atasannya biasanya model kebaya. Model seperti itu sebenarnya sudah mengarah pada faktor ketertarikan anak muda akan kebaya,” ujarnya yang juga merupakan anggota Komisi II DPR tersebut.
Ia berharap, sebagai orang Jawa, anak muda juga berkewajiban untuk melestarikan budaya leluhur seperti kebaya. “Hal itulah yang paling utama dan harus dimaknai oleh generasi penerus. Jangan menganggap kebaya itu merupakan barang yang kuno tapi kebaya itu justru sarat dengan nilai-nilai budaya,” tandasnya.(ano/12)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !