Pengembangan kawasan Kota Lama untuk menjadi salah satu kawasan wisata yang dibanggakan, agaknya masih dalam mimpi. Sebab saat ini kondisinya justru kumuh oleh bangkai truk dan mobil bekas kecelakaan di kawasan tersebut.
Puluhan kendaraan rusak, baik truk maupun bus tersebut, terparkir di sepanjang Jalan Letjen R Suprapto. Taman Srigunting dan Gereja Blenduk juga tidak luput dari parkir bangkai kendaraan yang rusak.
Kondisi ini dikeluhkan masyarakat, terlebih lagi para wisatawan yang datang ke Kota Lama. Feronika (26), misalnya. Wisatawan asal Jogja ini mengaku kecewa karena kondisi Kota Lama yang ternyata kumuh.
"Padahal bangunan-bangunannya bagus sekali, tapi seperti tidak terawatt. Selain itu banyak kendaraan rusak yang parkir dan sangat mengganggu pemandangan," katanya, kemarin.
Sebelumnya, ia membayangkan Kota Lama merupakan kawasan kota dengan arsitektur kuno. Namun ternyata kondisi yang terlihat tidak seperti yang dibayangkannya.
Rudi, warga Bangetayu, meminta Pemkot memerhatikan kawasan tersebut. Sebab menurutnya tidak pantas kawasan yang menjadi salah satu unggulan pariwisata Kota Semarang terlihat kumuh. Seharusnya kendaraan itu direlokasi di suatu tempat yang jauh dari Kota Lama agar tidak menggangu para wisatawan.
‘’Dijadikan satu tempat. Misalnya di lapangan yang jauh dari Kota Lama. Kalau setiap ada kecelakaan diparkir di tempat itu, lama-lama orang yang melihat atau sedang berwisata jadi kurang nyaman,’’ tandasnya.
Adanya kondisi itu membuktikan perhatian pemerintah pada pengelolaan Kota Lama masih rendah. Belum lagi, kawasan itu sering terkena rob. Sekarang jadi tempat parkir kendaraan rusak.
Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) Surachman menyatakan, pihaknya sudah pernah menyurati Pemkot dan Polrestabes Semarang, namun hingga kini belum ada penyelesaian. Pihaknya sangat keberatan kawasan Kota Lama dijadikan tempat penampungan kendaraan rusak. Sebab keberadaan kendaraan itu tentu membuat tidak nyaman dan terkesan Pemerintah tidak peduli.
Walikota Tawarkan Lahan
Sementara itu Walikota Soemarmo HS juga mengaku kerap mendapatkan keluhan dari masyarakat soal banyaknya kendaraan rusak yang terparkir di Kota Lama. Meski kunjungan wisatawan ke tempat itu tidak setiap saat, setidaknya dengan kondisi itu bisa menyebabkan orang malas mengunjungi kawasan tersebut.
‘’Jujur saya melihat pemandangan itu jadi tidak berkesan. Masalah itu akan saya koordinasikan lagi dengan Kapolrestabes dan Kasatlantas supaya ada penyelesaian,’’ tandasnya.
Pemkot menawarkan solusi untuk meminjamkan lahannya supaya bisa digunakan sebagai tempat penampungan kendaraan rusak akibat kecelakan. Terdapat dua lokasi yakni di Jalan Gatot Subroto dan di Kelurahan Gebangsari, Genuk.
‘’Dua tanah itu sudah pernah kami usulkan kepada Polrestabes, namun belum ada jawaban. Kalau di Gatot Subroto mungkin kejauhan, sebab itu butuh koordinasi segera agar ada solusi," katanya. (prihati puji utami/rif)
Puluhan kendaraan rusak, baik truk maupun bus tersebut, terparkir di sepanjang Jalan Letjen R Suprapto. Taman Srigunting dan Gereja Blenduk juga tidak luput dari parkir bangkai kendaraan yang rusak.
Kondisi ini dikeluhkan masyarakat, terlebih lagi para wisatawan yang datang ke Kota Lama. Feronika (26), misalnya. Wisatawan asal Jogja ini mengaku kecewa karena kondisi Kota Lama yang ternyata kumuh.
"Padahal bangunan-bangunannya bagus sekali, tapi seperti tidak terawatt. Selain itu banyak kendaraan rusak yang parkir dan sangat mengganggu pemandangan," katanya, kemarin.
Sebelumnya, ia membayangkan Kota Lama merupakan kawasan kota dengan arsitektur kuno. Namun ternyata kondisi yang terlihat tidak seperti yang dibayangkannya.
Rudi, warga Bangetayu, meminta Pemkot memerhatikan kawasan tersebut. Sebab menurutnya tidak pantas kawasan yang menjadi salah satu unggulan pariwisata Kota Semarang terlihat kumuh. Seharusnya kendaraan itu direlokasi di suatu tempat yang jauh dari Kota Lama agar tidak menggangu para wisatawan.
‘’Dijadikan satu tempat. Misalnya di lapangan yang jauh dari Kota Lama. Kalau setiap ada kecelakaan diparkir di tempat itu, lama-lama orang yang melihat atau sedang berwisata jadi kurang nyaman,’’ tandasnya.
Adanya kondisi itu membuktikan perhatian pemerintah pada pengelolaan Kota Lama masih rendah. Belum lagi, kawasan itu sering terkena rob. Sekarang jadi tempat parkir kendaraan rusak.
Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) Surachman menyatakan, pihaknya sudah pernah menyurati Pemkot dan Polrestabes Semarang, namun hingga kini belum ada penyelesaian. Pihaknya sangat keberatan kawasan Kota Lama dijadikan tempat penampungan kendaraan rusak. Sebab keberadaan kendaraan itu tentu membuat tidak nyaman dan terkesan Pemerintah tidak peduli.
Walikota Tawarkan Lahan
Sementara itu Walikota Soemarmo HS juga mengaku kerap mendapatkan keluhan dari masyarakat soal banyaknya kendaraan rusak yang terparkir di Kota Lama. Meski kunjungan wisatawan ke tempat itu tidak setiap saat, setidaknya dengan kondisi itu bisa menyebabkan orang malas mengunjungi kawasan tersebut.
‘’Jujur saya melihat pemandangan itu jadi tidak berkesan. Masalah itu akan saya koordinasikan lagi dengan Kapolrestabes dan Kasatlantas supaya ada penyelesaian,’’ tandasnya.
Pemkot menawarkan solusi untuk meminjamkan lahannya supaya bisa digunakan sebagai tempat penampungan kendaraan rusak akibat kecelakan. Terdapat dua lokasi yakni di Jalan Gatot Subroto dan di Kelurahan Gebangsari, Genuk.
‘’Dua tanah itu sudah pernah kami usulkan kepada Polrestabes, namun belum ada jawaban. Kalau di Gatot Subroto mungkin kejauhan, sebab itu butuh koordinasi segera agar ada solusi," katanya. (prihati puji utami/rif)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !