AKSI unjuk rasa terus terjadi di mana-mana. Kompleks gubernuran jadi tujuan para demonstrans. Bahkan dalam sehari kemarin, ada lima kelompok demonstran yang menggeruduk kantor yang terletak di Jalan Pahlawan tersebut.
Aksi pertama dilakukan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang sekitar pukul 10.22. Meski tuntutannya hampir sama yakni menolak kebijakan pemerintah tersebut, namun mereka lebih menyoroti pernyataan Gubernur Jateng Bibit Waluyo soal kenaikan harga BBM bersubsidi sama dengan dua batang rokok.
Dalam aksinya, mereka melempari halaman kantor gubernur dengan plastik berisi air secara beramai-ramai. Tindakan itu dilakukan sebagai simbol kekecewaan atas pernyataan gubernur tersebut.
Setelah itu, mereka bubar dan langsung diganti dengan rombongan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Undip Semarang. Namun, aksi HMI itu tidak berlangsung lama karena mereka meneruskan aksinya ke Depo Pertamina di Jalan Pengapon.
Kemudian sekitar pukul 12.00, aksi serupa dilakukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Mereka berorasi menghujat pemerintahan SBY-Boediono yang akan menaikkan harga BBM. Bukan hanya itu, massa juga melakukan aksi duduk, bakar ban, dan memblokade Jalan Pahlawan sehingga lalu lintas di sekitar lokasi unjuk rasa itu, tepatnya di ruas depan gedung Dinas Sosial, terpaksa ditutup. Selang beberapa menit, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Semarang juga melakukan hal yang sama yakni membakar ban di tengah jalan.
Lebih Besar
Berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh kalangan buruh sekitar pukul 15.00. Aksi yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jateng itu tidak membawa puluhan orang seperti kaum mahasiswa tapi menggandeng ribuan orang buruh pabrik dari seluruh wilayah. Menurut Sekretaris SPN Jateng Nanang Setyono ada perwakilan buruh dari 14 kabupaten/kota.
Lebih Besar
Berbeda dengan aksi yang dilakukan oleh kalangan buruh sekitar pukul 15.00. Aksi yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jateng itu tidak membawa puluhan orang seperti kaum mahasiswa tapi menggandeng ribuan orang buruh pabrik dari seluruh wilayah. Menurut Sekretaris SPN Jateng Nanang Setyono ada perwakilan buruh dari 14 kabupaten/kota.
“Beberapa di antaranya dari Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Salatiga, Demak, dan Kendal,” katanya.
Ia menegaskan aksi penolakan akan tetap disuarakan oleh kalangan buruh karena kebijakan pemerintah tersebut sangat membebani masyarakat. “Bagaimana tidak, lihat saja harga kebutuhan pokok saat ini yang sudah naik tiga hingga lima persen. Kemudian, tarif transportasi dimana sebagian daerah sudah ada yang menaikkan hingga 11 persen,” keluhnya.
Meski tidak ditemui pihak legislatif maupun eksekutif, para buruh itu tetap semangat menyuarakan penolakannya. Sepanjang aksi unjuk rasa berlangsung, ribuan aparat kepolisian terus berjaga-jaga di sekitar kantor gubernur dan Gedung Berlian.(ano/12)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !