Seorang korban dengan perban penuh di kakinya (harsem/heru santoso) |
Sebantyak 11 orang warga Grogol, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Salatiga mengalami luka bakar cukup serius pada tubuhnya. Maklum saja, mereka tersulut api dari bensin yang sedang dipindahkan dari jerigen ke tiap-tiap botol. Kejadian ini terjadi di rumah Surdi (53), warga RT 06/RW 04 Grogol, Dukuh, Sidomukti, Selasa 914/2) kemarin sore.
Data yang dihimpun Harsem dari Ruang ICU RSU Salatiga menyebutkan, kejadian ini berawal saat istri Surdi akan memindahkan bensin dari masing-masing jerigen ke dalam botol ukuran satu literan. Ketika menakar pada botol ke empat, muncul angin dan uap bensin menyembur hingga mengeluarkan api. Untuk mencegah api menjalar, beberapa warga sekitar langsung membantu memadamkan api dengan menyiram air maupun menutup menggunakan karung.
Diduga, saat menakar bensin itu ada tungku yang menyala dan pengaruh angin, maka semburan uap bensin langsung mengeluarkan api hingga membakar para warga yang membantu memadamkan api tersebut.
Dari 11 orang korban, delapan diantaranya mengalami luka parah pada tangan dan kedua kakinya. Kedelapan korban adalah Sukardi (50), Surdi (54), Senin (49), Wahyu Hidayat (34), Jumadi (52), Purwadi (26), Mujiono (47), dan Sumarjo (59), kesemuanya tercatat sebagai warga RT 06, RT 07 dan RT 08/RW 04 Grogol.
“Saat itu, istri Pak Surdi sedang menaker bensin dari jerigen untuk dipindahkan ke dalam botol, tetapi didekatnya ada tungku menyala. Tahu-tahu, terlihat api membara dan warga berusaha memadamkan api dengan disiram dan menutupnya menggunakan karung. Saat api padam dan karung diambil, ternyata api muncul lagi dan langsung membakar para warga yang masih didekat bensin tersebut,” jelas Giyono (44), warga setempat, di ruang ICU RSU Salatiga, kemarin.
Sementara itu Wakil Direktur Pelayanan RSU Salatiga dr Agus Sunaryo SpPD kepada Harsem mengatakan, para korban kebakaran bensin ini akan dijadikan dalam satu ruangan di Ruang Cempaka RSU Salatiga. Hal ini dengan tujuan agar terisolasi bahkan tidak mudah terjangkit infeksi karena luka baker itu akan mudah kena infeksi jika tidak segera ditangani.
“Kami tempatkan satu ruangan agar luka-luka para korban tidak terkontaminasi dengan penyakit lain. Para korban rata-rata luka yang diderita mencapai 50%-60%. Selain itu, agar perawatan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Kalau masing-masing korban beda ruangan maka penanganan akan menemui kesulitan,” tandas dr Agus disela-sela pemantauan para korban, di Ruang ICU RSU Salatiga, kemarin.
Agus menambahkan, untuk penanganan luka-lukanya, ditangani langsung dr Andik, dokter spesialis bedah RSU Salatiga. Bahkan, sejumlah tenaga perawat langsung dikerahkan untuk membantu penanganan para korban. (hes/rif)
Data yang dihimpun Harsem dari Ruang ICU RSU Salatiga menyebutkan, kejadian ini berawal saat istri Surdi akan memindahkan bensin dari masing-masing jerigen ke dalam botol ukuran satu literan. Ketika menakar pada botol ke empat, muncul angin dan uap bensin menyembur hingga mengeluarkan api. Untuk mencegah api menjalar, beberapa warga sekitar langsung membantu memadamkan api dengan menyiram air maupun menutup menggunakan karung.
Diduga, saat menakar bensin itu ada tungku yang menyala dan pengaruh angin, maka semburan uap bensin langsung mengeluarkan api hingga membakar para warga yang membantu memadamkan api tersebut.
Dari 11 orang korban, delapan diantaranya mengalami luka parah pada tangan dan kedua kakinya. Kedelapan korban adalah Sukardi (50), Surdi (54), Senin (49), Wahyu Hidayat (34), Jumadi (52), Purwadi (26), Mujiono (47), dan Sumarjo (59), kesemuanya tercatat sebagai warga RT 06, RT 07 dan RT 08/RW 04 Grogol.
“Saat itu, istri Pak Surdi sedang menaker bensin dari jerigen untuk dipindahkan ke dalam botol, tetapi didekatnya ada tungku menyala. Tahu-tahu, terlihat api membara dan warga berusaha memadamkan api dengan disiram dan menutupnya menggunakan karung. Saat api padam dan karung diambil, ternyata api muncul lagi dan langsung membakar para warga yang masih didekat bensin tersebut,” jelas Giyono (44), warga setempat, di ruang ICU RSU Salatiga, kemarin.
Sementara itu Wakil Direktur Pelayanan RSU Salatiga dr Agus Sunaryo SpPD kepada Harsem mengatakan, para korban kebakaran bensin ini akan dijadikan dalam satu ruangan di Ruang Cempaka RSU Salatiga. Hal ini dengan tujuan agar terisolasi bahkan tidak mudah terjangkit infeksi karena luka baker itu akan mudah kena infeksi jika tidak segera ditangani.
“Kami tempatkan satu ruangan agar luka-luka para korban tidak terkontaminasi dengan penyakit lain. Para korban rata-rata luka yang diderita mencapai 50%-60%. Selain itu, agar perawatan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Kalau masing-masing korban beda ruangan maka penanganan akan menemui kesulitan,” tandas dr Agus disela-sela pemantauan para korban, di Ruang ICU RSU Salatiga, kemarin.
Agus menambahkan, untuk penanganan luka-lukanya, ditangani langsung dr Andik, dokter spesialis bedah RSU Salatiga. Bahkan, sejumlah tenaga perawat langsung dikerahkan untuk membantu penanganan para korban. (hes/rif)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !