( sena foto ) |
Berbagai masalah mengiringi persiapan Riau sebagai tuan rumah PON XVIII. Namun, kecil kemungkinan untuk menggelar di dua provinsi seperti yang diwacanakan selama ini.
JAKARTA-Kendati pengerjaan sejumlah venue yang akan dipakai tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau belum selesai, namun Pengurus Besar (PB) PON menegaskan tak bakal memindahkan venue ke provinsi lain. Menurut Ketua Harian PB PON Syamsurizal, berdasar peraturan, PON hanya bisa dilaksanakan dalam satu provinsi.
JAKARTA-Kendati pengerjaan sejumlah venue yang akan dipakai tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Riau belum selesai, namun Pengurus Besar (PB) PON menegaskan tak bakal memindahkan venue ke provinsi lain. Menurut Ketua Harian PB PON Syamsurizal, berdasar peraturan, PON hanya bisa dilaksanakan dalam satu provinsi.
“Jadi, kami akan terus berjuang menyelesaikan pembangunan venue-venue sesuai target. Kami tidak akan memindahkan ke provinsi lain karena diselenggarakannya PON untuk mempersatukan bangsa. Kalau sampai dipindah ke daerah lain, itu justru akan memperpecah keadaan,” kata Syamsurizal, kemarin.
Pihaknya mengakui bahwa Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin telah berkunjung ke Riau, beberapa waktu lalu. Ketika itu, Alex menawarkan venue menembak supaya dipindah ke Sumsel lantaran memiliki venue yang berstandar internasional, bekas SEA Games 2011.
“Oleh Pak Menteri (Menpora Andi Mallarangeng-red) tidak diperbolehkan. Tetap di Riau dan sudah tidak bisa diganggu gugat,” terangnya.
Tak kunjung usainya proyek pengerjaan tersebut karena terkendala dana. Tampaknya, PB PON dan pemprov setempat terlalu berhati-hati dalam penggunaan anggaran pasca terungkapnya dugaan kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, PB PON tak mau berlarut-larut dalam persoalan ini dan terus mengawal pembangunan supaya selesai tepat waktu.
“Sampai saat ini, semua persiapan yang dilakukan untuk menyukseskan PON berjalan lancar dan akan selesai tepat waktu, termasuk pembangunan venue-venue yang saat ini masih berlangsung," ungkapnya.
Proyek pengerjaan lapangan tembak sendiri sudah mencapai lebih dari 90 persen. Lokasinya berada di kawasan Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru. Targetnya, awal Agustus sudah kelar dan segera dipakai untuk uji coba.
Sebelum Alex Noerdin menawarkan pemindahan venue, pihaknya juga pernah didatangi pemprov Jawa Barat untuk mengusulkan hal serupa. Namun, tawaran itu bukan untuk venue menambak, tapi cabang berkuda dan hoki.
“Dulu, Jabar ingin sekali agar berkuda dan hoki dipertandingkan di PON. Karena kami tidak siap untuk fasilitas lapangan, Jabar kemudian menawarkan agar cabang-cabang itu diselenggarakan di sana. Yang pasti, seluruh venue tetap fokus di Riau dan tidak dipindahkan ke provinsi lain,” paparnya.
Adapun, dari beberapa venue yang masih dalam proses pengerjaan, lapangan sepak takraw merupakan satu-satunya venue yang penyelesaiannya paling lambat. Sampai saat ini, gedung yang dibangun di Kompleks Purna-MTQ Sudirman, Pekanbaru itu belum mencapai 70 persen.
Menurut Kabid Sarana Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau, Zulkifli Rahman, pihaknya yakin pengerjaan proyek itu berjalan sesuai rencana. (K4/JBSM/17)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !