Headlines News :
Home » » Sate Kambing Pak Suradi

Sate Kambing Pak Suradi

Written By Sena on Selasa, 15 Mei 2012 | 18.53





Jika ingin menikmati gurihnya kuliner daging kambing "asli" Semarang, sambangi warung sate kambing Pak Suradi di Jalan Soekarno-Hatta 11 Pedurungan.  Warung yang menyediakan menu sate kambing, gule, tongseng, dan tengkleng ini layak dinisbatkan sebagai kuliner asli Semarang. Pasalnya, racikan bumbu dan cara masaknya merupakan hasil kreasi cah Semarang asli, yakni Pak Suradi.

"Racikan bumbunya asli kreasi suami saya puluhan tahun lalu. Bukan warisan atau mengambil dari buku," ujar ujar Ny Rohyati Suradi. Hingga sekarang komposisi bumbu tetap dipertahankan. "Sudah puluhan warung kami ramai pelanggan.  Semoga ini merupakan pertanda masakan kami sesuai selera Semarangan," imbuhnya.

Menu yang disajikan memang menggugah selera. Menu utama sate kambing muda nan empuk dengan bumbu kecap manis-pedas. Satu porsi berisi sembilan tusuk daging dan setusuk jeroan (jantung, hati dan ginjal). Penyuka masakan berkuah bisa memilih gule, tongseng, atau tengkleng.

Gule khas Suradi berupa potongan daging dengan kuah santan. Rasanya tak terlalu pedas, hanya dari ketumbar dan merica. Ingin rasa lebih nendhang, tengkleng balungan dengan bumbu kaldu bisa dijadikan pilihan.  Pilihan lain tongseng berupa potongan daging diperkaya sayur kol, selada, dan tomat.

Rahasia puluhan tahun warungnya tetap ramai pembeli karena selalu menjaga kualitas. "Banyak pelanggan datang bukan sekadar untuk makan, tapi juga klangenan. Ada yang nostalgia dulu waktu pacaran makan di warung saya sekarang sudah punya anak-cucu.'

Soal rasa, Ny Suradi mengatakan sesuai selera cah Semarangan yang suka manis. "Lidah Semarang menyukai rasa manis. Menu yang kami sediakan juga menyesuaikan. Tapi kalau ada yang minta pedas, kami layani."

Sensasi pedasnya memang tak terlalu kuat. Karena hanya mengandalkan tumbukan ketumbar dan merica. Cukup pedas tapi tak terlalu "membakar lidah. "Rasanya pedas-pedas-segar," ujar Pak Wanto warga Jalan Supriyadi yang sudah lama menjadi pelanggan setia.

Mengenai bumbu, pemilik warung mengatakan biasa saja. "Seperti warung lainnya, menggunakan bawang merah dan putih, ketumbar, merica, kemiri, sonokeling, dan kunir."

Tapi ada dua rahasia untuk menjaga kualitas rasa. Pertama, bahan baku masakan dipilih kambing yang benar-benar masih muda. "Suami saya yang memilih kambing. Dicari yang muda agar dagingnya empuk," ujarnya.

Kambing pilihan itu kemudian dipotongkan kepada seorang jagal di Mranggen Demak. Tapi yang netheli tetap Pak Suradi. Pasalnya teknik irisan harus pas, kalau salah motong daging menjadi alot.

Rahasia berikutnya adalah bumbu dihaluskan secara manual dengan cara diulek di atas cobek. Tidak menggunakan blender karena akan mengurangi rasa.

Komposisi bumbu tidak menggunakan patokan pasti. "Menggunakan perasaan saja, kalau rasanya kurang pas ditambahi bumbu lain."

Sate kambing ini merupakan yang tertua di Pedurungan. "Saya berjualan sate di sini sejak 22 tahun lalu. Dulu Jalan Arteri (Soekarno-Hatta) belum ada. Masih berupa jalan setapak," ujarnya.

 Saat itu hanya ada dua warung sate di Pedurungan. Milik Pak Dayat di Kabluk dan miliknya. Harga dipatok murah meriah. Satu porsi sate kambing hanya Rp 17.000. Tongseng dan gule Rp 10.000, adapun tengkleng Rp 8.000. Warung ini buka saban hari, pukul 08.00 WIB - 10.30 WIB. Setiap hari setidaknya menghabiskan satu ekor kambing. Setiap hari habis sekitar 300 tusuk sate. Serta tonseng, tengkleng, dan gule masing-masing 50 porsi. Dia juga  terima pesanan akikah melalui telepon 6720852. Harga bervariasi tergantung ukuran.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jam

Blog Archive

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sena a7x - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger